"Riou, tunggu!" Jowy mengejar Riou. "Mau kemana Riou?
"Ke rumahlah! Kemana lagi? Keringetan nih, pengen mandi.
"Ngomong-ngomong, Ellie ngajak kamu ke pestanya gak? Pesta ultah dia?" ucap Jowy sambil mengusap keringat.
"Ya, iyalah!" kernyit Riou "Kenapa?"
"Ngga, pengen tahu aja, kamu mau pergi sama siapa?"
"Ngga tahu deh. Belum kepikiran tuh!" Jawabnya tenang.
"Iya, kamu sih gampang nyari cewe! Nah saya?" Jawab Jowy putus asa.

"Udah, ga usah diambil serius, Jow. Nyari cewe mah gampang. Ada tempat dimana kamu bisa ketemu sama banyak cewe!" ucap Riou, "Tuh, di pasar Inpres Senen!" Riou tertawa.
"Sialan! Emang saya apaan? Tukang sayur?" Jawab Jowy sambil tertawa juga.
Kemudian, mereka pulang meninggalkan lapangan basket yang telah kosong bersama-sama.
***
"Riou! Jangan lupa sarapan!"
"Iya, Mi!" senyum Riou. Riou bangga pada ibunya. Walaupun ibunya sibuk, ia tetap dapat menyempatkan diri untuk menyiapkan sarapan. Bagi ibunya, keluarga adalah segalanya.
"Kamu tidak pergi ke pesta Ellie, Riou?"
"Hmm… belum tahu Mi,"
"Kenapa? Ngaa punya pasangan?" goda ibunya pada Riou.
"Bukan, Mi. Bukan itu. Mending Riou pergi sendiri daripada sama cewe. Jadi ga ada yang ganggu."
"Jadi masalahnya apa?"
"Pestanya diadakan di diskotik. Riou ga tertarik pergi ke tempat seperti itu."
"Ya udah, kalo gitu ga usah pergi!"
"Tapi Riou udah janji sama Ellie dan janji sama Jowy untuk pergi bareng." Riou menatap ibunya, "Menurut Mami, Riou harus pergi atau engga?"
"Itu semua tergantung padamu, nak. Kamu sudah cukup dewasa untuk memilih pilihanmu sendiri." Ibunya tersenyum pada Riou. Kemudian ia menambahkan, "Tapi ingat, jangan mabuk-mabukan atau menggunakan obat-obatan!"
"Riou tahu, Mi!" jawab Riou. "Riou ga akan begitu." Ibunya tersenyum ketika mendengar jawaban Riou. "Mi, Riou pergi dulu ya." Riou meninggalkan meja makan, mencium pipi ibunya, dan pergi ke sekolah.
***
Riou merasa seperti ikan yang keluar dari dalam air, ia tidak dapat bernafas. Terlalu banyak orang di ruangan tersebut. Sekarang sudah jam 11 malam, tapi para hadirin masih menikmati pesta tersebut. Walaupun pestanya sudah dimulai 3 am yang lalu, suasananya tetap tidak berubah. Tamu-tamu tetap berdatangan.
Riou mencari Jowy, tetapi ia tidak dapat melihat begitu jelas. 'Oh, itu dia!' Riou melihat Jowy menari bersama seorang gadis. Ia tidak mengenal gadis itu, tetapi ia tidak mau mengganggu Jowy.
"Hai Riou, dari mana aja? Mampir dulu, dong?" ajak Lucca.
Riou melihat Lucca dan menatap matanya yang merah. Kelakuannya member kesan bahwa ia sedang mabuk. Riou dapat melihat botol kosong di atas meja. Tidak hanya Lucca; Culgan, Seed, Lucia, Sierra, dan Yuber, yang duduk pada meja yang sama, terlihat mabuk juga.

"Ayo Riou, minum dulu bareng kita!" ajak Culgan.
"Ngga, makasih!" tolak Riou.
"Jangan begitu. Ayo minum dan rayakan kemenangan kita pada kompetisi basket di sekolah." Lucia mencoba untuk membujuk Riou.
"Saya hargai itu. Tapi tidak, terima kasih!" jawab Riou tegas, "Sorry guys, saya harus pulang sekarang."
"Hey, tunggu dulu!" teriak Seed, "Hey! Gue yang traktir deh!"
Tapi, Riou sudah menghilang karena terhalang oleh ramainya orang.
Riou tidak dapat mengerti mengapa teman-temannya menjadi seperti ini. Di sekolah, kelakuan mereka baik. Tapi ketika sudah keluar sekolah, kelakuan mereka berubah 180 derajat. Mereka tidak memikirkan efek buruk yang dapat merusak masa depan mereka.
Pestanya menjadi tidak benar.
Selain minuman keras; obat-obatan juga terdapat dimana-mana. Ini adalah pesta gila!! Bagaimana Ellie mengenal ini semua?
***

Pesta selesai pada tengah malam, Jowy meninggalkan Riou dan pergi dengan corolla putihnya. Kemudian Riou menyalakan mobil sport merahnya dan keluar dari tempat tersebut. Tiba-tiba, ia mendengar suara ledakan besar dan tabrakan keras, kemudian jalan di depan mobilnya dikerumuni oleh orang-orang yang berteriak dan menjerit. Riou berlari untuk melihat apa yang terjadi. Ada kecelakaan!
Tak lama kemudian, sebuah mobil ambulans dan mobil polisi datang ke TKP.
Paramedis mencoba menolongnya, tapi mereka terlambat. Riou mendekat dan melihat sesosok tubuh, terbaring di trotoar. Riou merasa kenal dengan tubuh itu. Tapi, ia tidak dapat mengingatnya. Kemudian, paramedis membawa tubuh itu ke ambulans. Sekarang, ia dapat melihatnya dengan jelas. Ia ingat tubuh itu milik siapa. Tubuh itu milik . . . dirinya!!
***
Aku pergi ke sebuah pesta, aku ingat apa yang ibu katakana. Ibu katakana untuk tidak minum, jadi aku minum soda sebagai gantinya. Aku tahu aku melakukan hal yang benar. Aku tahu ibu selalu benar.
Sekarang pestanya telah selesai, aku pulang dengan mengendarai mobilku. Tapi, mobil lain tidak melihatku dan menabrakku.
Sambil berbaring, kudengar suara polisi berkata "Tersangka mengendarai mobil sambil mabuk." Dan aku satu-satunya yang harus membayar ini semua. Aku dengar paramedis berkata bahwa aku akan pergi tidak lama lagi.
Laki-laki yang menabrakku mendekat, dan aku berpikir bahwa ini tidak adil. Aku di sini terbaring dan ia hanya bisa menatapku. Bilang pada kakak untuk tidak menangis. Bilang pada ayah untuk tabah.
Nafasku sudah semakin pendek, Bu. Aku menjadi takut sekali. Tapi jangan menangis untukku, Bu.
Ketika aku membutuhkanmu, kau selalu ada disisiku. Tapi, aku mempunyai satu pertanyaan terakhir untuk ibu, sebelum aku mengucapkan 'Selamat Tinggal.'